Metodologi Lean Six Sigma Terintegrasi dalam OEMS (Operational Excellence Management Systems)
Metodologi Lean Six Sigma terintegrasi dalam kerangka OEMS (Operational Excellence Management Systems) dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, kita harus mendefinisikan Platform Strategik Organisasi Bisnis dan Industri itu beserta penawarannya ke pasar, menggunakan metodologi IDEA. IDEA = IDEA — Identify-Define-Evaluate-Activate).
Setelah langkah pertama ini ditetapkan oleh manajemen puncak, baru dana dialokasikan untuk kegiatan penelitian, taktikal, dan operasional.
Upaya Penelitian dan Pengembangan Teknikal (R&TD = Research & Technical Development) ini didanai untuk mengembangkan kemampuan manajemen bisnis dan industri berwawasan ke depan yang pada akhirnya akan memberi masukan bagi pengembangan dan komersialisasi produk.
Pendekatan yang digunakan untuk memandu kegiatan Riset dan Pengembangan Teknikal ini menggunakan Metodologi I2DOV (Invent-Innovate-Develop-Optimize-Verify).
Upaya Desain, pengembangan, dan komersialisasi penawaran khusus ini dibagi menjadi dua cabang utama, yaitu: (1) tim teknik yang menggunakan Metodologi CDOV (Concept-Design-Optimize-Verify) untuk memandu kegiatannya dan (2) area pemasaran dan bisnis yang menggunakan pendekatan Metodologi UAPL (Understand-Analyze-Plan-Launch).
Terakhir, infrastruktur operasional dan pendukung dari area bisnis dan industri setelah peluncuran produk ke pasar harus memberikan nilai tambah sepanjang rantai nilai pelanggan itu menggunakan Metodologi LMAD (Launch-Manage-Adapt-Discontinue) untuk memandu dan mengarahkan aktivitas-aktivitas langsung yang memiliki nilai tambah (value added) itu.
Jika salah satu dari area perusahaan bisnis dan industri di atas menghadapi titik masalah dalam proses atau penawaran produk yang ada, barulah Metodologi Lean Six Sigma DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) dan variannya, yaitu: DMAIIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Innovation-Control), DMADV (Define-Measure-Analyze-Design-Verify), DMEDI (Define-Measure-Explore-Develop-Implement) dipergunakan atau diterapkan untuk berfokus pada solusi masalah berupa menghilangkan akar-akar penyebab dan efek negatifnya, sehingga kita dapat menentukan koreksi terbaik.
Semua langkah-langkah penerapan Metodologi Lean Six Sigma dalam OEMS (Operational Excellence Management Systems) itu dapat dijelaskan melalui bagan satu halaman berikut.
Salam SUCCESS.
Upaya Desain, pengembangan, dan komersialisasi penawaran khusus ini dibagi menjadi dua cabang utama, yaitu: (1) tim teknik yang menggunakan Metodologi CDOV (Concept-Design-Optimize-Verify) untuk memandu kegiatannya dan (2) area pemasaran dan bisnis yang menggunakan pendekatan Metodologi UAPL (Understand-Analyze-Plan-Launch).
Terakhir, infrastruktur operasional dan pendukung dari area bisnis dan industri setelah peluncuran produk ke pasar harus memberikan nilai tambah sepanjang rantai nilai pelanggan itu menggunakan Metodologi LMAD (Launch-Manage-Adapt-Discontinue) untuk memandu dan mengarahkan aktivitas-aktivitas langsung yang memiliki nilai tambah (value added) itu.
Jika salah satu dari area perusahaan bisnis dan industri di atas menghadapi titik masalah dalam proses atau penawaran produk yang ada, barulah Metodologi Lean Six Sigma DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Control) dan variannya, yaitu: DMAIIC (Define-Measure-Analyze-Improve-Innovation-Control), DMADV (Define-Measure-Analyze-Design-Verify), DMEDI (Define-Measure-Explore-Develop-Implement) dipergunakan atau diterapkan untuk berfokus pada solusi masalah berupa menghilangkan akar-akar penyebab dan efek negatifnya, sehingga kita dapat menentukan koreksi terbaik.
Semua langkah-langkah penerapan Metodologi Lean Six Sigma dalam OEMS (Operational Excellence Management Systems) itu dapat dijelaskan melalui bagan satu halaman berikut.
Salam SUCCESS.
Penulis: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist