Komposisi Beton Dan Penulangan Membran Pada Bendungan CFRD

Halo... pembahasan bendungan kita masih berlanjut ya guys. Kali ini admin akan berbagi informasi terkait dengan Komposisi Beton Dan Penulangan Membaran Pada Bendungan CFRD.

Sesuai judul yang saya sampaikan diatas, terlebih dahulu kita membahas Komposisi beton.

Komposisi ini bukan merupakan ketentuan yang mengikat ya...., mengingat kondisi batuan dimasing - masing daerah memiliki karakteristik yang berbeda.

Melihat dari tujuan beton untuk membran atau faceslab adalah yang harus memiliki kreteria durabilitas yang tinggi, permeabilitas dan sifat susut yang rendah, dan menghindari beton dengan komposisi semen yang besar karena di khawatirkan terjadi retakan susut, maka komposisi yang cukup ideal adalah:

Kandungan semen 275 kg/m3 (penambahan fly ash atau abu batu dapat dilakukan sebesar 15 - 30% untuk mengurangi susut)
Rasio air semen <0,50 untuk daerah panas, dan < 0,40 untuk daerah dingin
Aggregat kasar diameter < 40 mm (pengujian soundness dan uji alkali reaktivity diperlukan)
Aggregat halus, absorpsi <3%, kadar lumpur < 2% dan fine modulus 2,4 - 2,8
Untuk kemudahan pekerjaan slump yang digunakan adalah slump 40 - 50 mm di dalam slipform
Toleransi konstruksi = deviasi permukaan lereng hulu dan hilir dibatasi sebesar 25 mm/3 dan < 15 mm pada perubahan mendadak.

Alasan pemilihan slump 40 - 50 mm, dikarenakan kemiringan membran yang curam, sehingga diharapkan material beton dapat lebih mudah mengisi setiap ruang dari bekisting maupun slipform yang telah disediakan.

Tentang Penulangan

Fungsi dari tulangan adalah mendistribusikan dan membatasi lebar keretakan pada permukaan membran beton.

Pada teknik modern, tegangan - tegangan yang terjadi di dalam pelat membran beton dianggap sebagai tegangan - tegangan yang langsung bekerja pada pelat membran akibat beban air waduk, dimana akan terjadi tekanan dibagian tengah dan cenderung terjadi tarikan dibagian dekat plin dan dekat puncak bendungan.

Rasio penulangan yang lazim digunakan pada bendungan CFRD adalah 0,35% pada arah horisontal dan sebesar 0,4% arah vertikal.

Regangan yang timbul pada pelat membran beton bendungan CFRD modern dianggap bukan sebagai regangan lentur (Bending strain), penulangan biasanya ditempatkan dibagian tengah dari pelat membran, jarak tulangan harus kurang dari tebal pelat membran, umumnya sekitar 200 - 300 mm yang cukup efektif untuk membatasi keretakan.

Pada bendungan CFRD yang tinggi, tekanan kompresif yang tinggi dapat terjadi di sambungan perimetrik pada saat konstruksi sebelum pengisian waduk.

Tegangan kompresif yang tinggi pada lokasi ini dapat menyebabkan terjadinya spalling beton didekat sambungan perimetrik, jika terjadi pergerakan. maka, perlu adanya penulangan anti spalling untuk menghindari hal tersebut.

Contoh - contoh penulangan dan metode pelaksanaan pengecoran dapat dilihat pada foto yang saya lampirkan di bawah ya.