Six Sigma Business Scorecard

VG sering tertawa geli dalam hati saja, ketika banyak orang menyatakan dengan bangga bahwa perusahaan atau organisasi mereka telah menerapkan Lean Six Sigma (LSS). 

Six Sigma Business Scorecard
Sumber gambar: Amazon.com

Ketika VG mengajukan beberapa pertanyaan berikut dan mendengar jawaban mereka, maka VG bertambah prihatin bahwa manajemen organisasi itu merupakan korban implementasi manajemen canggih pada tempat yang salah.

Pertanyaan 1: Berapa sigma kapabilitas pabrik atau unit bisnis Anda sekarang?

Diam tidak bisa menjawab, pokoknya kami pakai tools bla bla bla dengan DMAIC. Saya hanya bilang oohh bagus itu. Itu tanda pertama korban manajemen canggih, ibarat orang naik mobil sedan lalu ditanya berapa kecepatan mobil itu, dan jawabannya ngalor ngidul.

Pertanyaan 2: Apakah organisasi pabrik atau proses masih menggunakan peta-peta kontrol dari SPC (Statistical Process Control)?

Jawabannya ya kami sudah menerapkan SPC, peta p dan X-bar, ada laporan dan harus stabil. Ini korban lagi penggunaan tools yang tidak pada tempatnya. Asal pakai tetapi tidak paham bahwa menggunakan SPC itu sama saja mempertahankan kestabilan cacat. 

Six Sigma itu berfokus pada reduksi variasi menuju nilai Target dari fungsi kerugian Taguchi yang diukur berdasarkan kapabilitas sigma, bukan SPC.

Pertanyaan 3: Jika Anda memiliki misalnya 10 cabang organisasi apakah berbentuk outlet, pabrik, dst, bagaimana mengukur prestasi six sigma dari setiap cabang-cabang organisasi itu?

Jawabnya: ooh semua cabang sudah menerapkan six sigma. Ini korban lagi implementasi manajemen canggih yang salah.

Karena setiap pertanyaan tentang A dijawab X, Y, Z, maka tidak perlu lagi mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam tentang: Bagaimana proses transformasi perubahan manajemen (change management)? Apakah menggunakan Hoshin Kanri? dst.

Itulah fakta yang terjadi di Indonesia.

Banyak terjadi dengan Lean Six Sigma (LSS). Manajemen yang tidak paham menerapkan LSS yang benar, kemudian menyatakan percuma saja pakai LSS. Sama seperti ISO yang disalahkan, karena mereduksi sistem manajemen ISO sekedar menjadi menulis SOP (Standard Operating Procedures) saja. 

Perusahaan multinasional seperti GE, dll jika meeting di USA, apabila business scorecard yang diukur dengan Sigma Level tidak mampu mencapai minimum 5 Sigma pada unit bisnis itu, maka country manager pada unit bisnis itu langsung dinonaktifkan.

Agar tidak salah kaprah, maka VG telah membahas secara lengkap tentang Six Sigma Business Scorecard terlampir, agar pertanyaan A tentang Lean Six Sigma tidak dijawab X, Y, dan Z.

https://lnkd.in/geDE4MKN

Oleh Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist