Bedanya sufiyah sunniyah tidak pernah membuang akal dan syariat ketika Isyraq atau mendapat pencerahan. Sehingga ketika dibukakan pintu alam malakut dia masih punya pegangan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah di alam malakut.
Hanya saja kebanyakan orang yang takjub dengan alam malakut tidak hanya membuang jasadnya, dia juga membuang akalnya bersama jasadnya, dan tanpa akal tentu saja syariat akan hilang, ketika itu terjadi dia sering dipermainkan oleh makhluk-makhluk resek di alam malakut, ditipu dengan kedamaian semu padahal dia sedang diisengin.
Hanya saja karena rasa takjub berlebihan pada sesuatu yang baru, maka dia akan percaya semua yang dikatakan di sana dan dia tidak bisa membedakan antara yang benar dan salah, disebabkan hilangnya pegangan yaitu syariat dan akal.
Sumber gambar: republika.co.id |
Satu-satunya yang dibuang adalah alam jasad atau materi, karena karakteristik jasad di alam dunia ini terbatas untuk berpetualang di alam malakut, jadi membuangnya dan berjalan dengan ruh adalah salah satu cara terbaik memasuki alam itu.
Hanya saja kebanyakan orang yang takjub dengan alam malakut tidak hanya membuang jasadnya, dia juga membuang akalnya bersama jasadnya, dan tanpa akal tentu saja syariat akan hilang, ketika itu terjadi dia sering dipermainkan oleh makhluk-makhluk resek di alam malakut, ditipu dengan kedamaian semu padahal dia sedang diisengin.
Hanya saja karena rasa takjub berlebihan pada sesuatu yang baru, maka dia akan percaya semua yang dikatakan di sana dan dia tidak bisa membedakan antara yang benar dan salah, disebabkan hilangnya pegangan yaitu syariat dan akal.
Saat kehilangan akal maka dia akan berbicara mengenai makrifat seperti orang gila. Tanpa dia sadari dia sedang diperdaya oleh Quwwatusyyar atau dikenal dengan setan.
Tak jarang tipu daya itu datang seperti ilusi yang begitu nyata, kadang dari mimpi, kadang memiliki kemampuan seperti melihat masa depan, dll, yang membuat dia makin percaya jika dia berada dipuncak spritualitas dan dipuncak kebenaran yang gak dimiliki orang lain.
Tak jarang tipu daya itu datang seperti ilusi yang begitu nyata, kadang dari mimpi, kadang memiliki kemampuan seperti melihat masa depan, dll, yang membuat dia makin percaya jika dia berada dipuncak spritualitas dan dipuncak kebenaran yang gak dimiliki orang lain.
Dia merasa sudah mencapai hakikat kehidupan. Jika ada orang yang menegurnya dia mengatakan kalian itu masih terhijab, jika ada yang mengingatkan kalian gak akan paham apa yang saya rasakan, kalian mahrum dari berkah zaman ini.
Ya, mungkin dia sedang merasa sudah selevel wali qutub. Padahal itu bukan karamah, tapi cuma Khariqul Adah yang biasa di alam sana. Itu bukan kasyaf, tapi lagi diisengin setan, bukan cuma anda, dukun juga bisa masuk ke alam itu.
Dia gak sadar kekuatan kegelepan yang dikenal dengan setan itu, lagi ngakak melihat dia dibegoin, dan percaya dengan semua yang dia omongin. Karena yang bisa ngelihat itu bukan cuma ahli zikir, semua yang melepaskan diri dari alam materi bisa masuk ke alam itu, baik orang baik atau orang jahat, termasuk setan yang memang diciptakan di luar alam materi.
Dia gak sadar kekuatan kegelepan yang dikenal dengan setan itu, lagi ngakak melihat dia dibegoin, dan percaya dengan semua yang dia omongin. Karena yang bisa ngelihat itu bukan cuma ahli zikir, semua yang melepaskan diri dari alam materi bisa masuk ke alam itu, baik orang baik atau orang jahat, termasuk setan yang memang diciptakan di luar alam materi.
Jadi ketika ada anak baru polos masuk ke dunia itu maka sifat iseng setan ini muncul dan mempermainkan mereka, dan miskiiiin, sebagian anak baru ini mempercayai semua yang dikatakan setan, karena dia ga ada syariat dan akal yang jadi pegangan.
Untuk mengantisipasi masalah ini, maka Nabi Muhammad saw sebagai makhluk tertinggi di alam malakut, mengingatkan umatnya, siapa saja yang masuk ke alam ini berpeganglah pada syariat dan jangan buang akal kalian. Karena dengan keduanya Anda tidak terpedaya dengan alam itu dan bisa terus meningkat pemahamannya tentang hakikat kehidupan.
Untuk mengantisipasi masalah ini, maka Nabi Muhammad saw sebagai makhluk tertinggi di alam malakut, mengingatkan umatnya, siapa saja yang masuk ke alam ini berpeganglah pada syariat dan jangan buang akal kalian. Karena dengan keduanya Anda tidak terpedaya dengan alam itu dan bisa terus meningkat pemahamannya tentang hakikat kehidupan.
Intinya, jangan polos-polos kali lah di sana. Banyak orang merasa jazab dan bisa melihat hal yang ga bisa dilihat orang banyak, padahal dia anak baru yang lagi dipermainkan setan.
Bukan apa-apa. Soalnya Nabi Muhammad saw orang paling banyak ilmunya tentang alam itu, jadi beliau menjelaskan jika ada sesuatu yang kita temukan di sana berbeda dengan yang beliau sampaikan (syariat), maka itu adalah tipuan, karena yang paling paham tentang alam itu adalah Nabi Muhammad saw. Jadi ga mungkin kamu menemukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang dikabarkan Nabi Muhammad saw di sana.
Bukan apa-apa. Soalnya Nabi Muhammad saw orang paling banyak ilmunya tentang alam itu, jadi beliau menjelaskan jika ada sesuatu yang kita temukan di sana berbeda dengan yang beliau sampaikan (syariat), maka itu adalah tipuan, karena yang paling paham tentang alam itu adalah Nabi Muhammad saw. Jadi ga mungkin kamu menemukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang dikabarkan Nabi Muhammad saw di sana.
Jika kita membuang syariat dan akal, maka sudah pasti orang yang tanpa akal ya mudah banget diperdaya. Tanpa syariat yang menjelaskan hakikat alam di sana, ya makin ambyar.
Jadi jika kita sedang merasa menemukan hakikat alam sana yang bertentangan dengan yang disampaikan syariat, ya kita memang lagi diisengin. Solusinya ya kembali pada jalan yang digariskan Nabi Muhammad saw, yaitu syariat, maka arah makrifat kita akan makin dekat ke arah makrifat beliau, bukan malah ke arah yang bertentangan dengan beliau, itu mah kesasar.
Jadi jika kita sedang merasa menemukan hakikat alam sana yang bertentangan dengan yang disampaikan syariat, ya kita memang lagi diisengin. Solusinya ya kembali pada jalan yang digariskan Nabi Muhammad saw, yaitu syariat, maka arah makrifat kita akan makin dekat ke arah makrifat beliau, bukan malah ke arah yang bertentangan dengan beliau, itu mah kesasar.
Saat perjalanan ruh, selama masih di alam muluk bahkan malakut, semua masih harus berpegang dengan akal dan syariat, jangan dibuang, begok ntar.
Adapun jika mencapai zat azaly, jangankan akal, bahkan segalanya hilang dan yang tersisa hanyalah Dia, Yang Maha Esa.
Penulis: Fauzan Inzaghi