Filsafat Six Sigma

Filosofi Six Sigma menegaskan bahwa: Upaya terus menerus untuk mencapai hasil proses yang stabil dan dapat diprediksi (misalnya, dengan mengurangi variasi proses agar meningkatkan kapabilitas proses yang diukur menggunakan Indeks Cp = Cpk = 2.0) sangat penting untuk kesuksesan bisnis dan industri. 

Filsafat Six Sigma

Proses-proses manufaktur dan jasa dalam bisnis dan industri memiliki karakteristik yang dapat didefinisikan, diukur, dianalisis, ditingkatkan, dan dikendalikan, menggunakan metodologi DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control).

Bagi mereka yang tidak memahami Filosofi Six Sigma ini akan mengabaikan tujuan utama Six Sigma untuk mengurangi atau menghilangkan variasi proses agar meningkatkan kapabilitas proses yang diukur menggunakan Indeks Cp = Cpk = 2.0, tetapi lebih berfokus sekedar aplikasi metodologi DMAIC pada proyek-proyek secara acak dan tidak sistematik. 

Konsekuensinya Diagram Alir Proses Six Sigma berikut yang bersifat radical process improvement tidak diikuti atau dilanggar, sehingga Efektivitas dan Efisiensi Aplikasi Six Sigma menjadi rendah dan tidak membawa perubahan radikal pada proses secara signifikan untuk meningkatkan pertumbuhan dan inovasi bisnis dan industry.

Prinsip Inti Six Sigma
  • Selalu fokus pada pelanggan.
  • Pahami bagaimana variasi proses dari pekerjaan sebenarnya terjadi.
  • Jadikan proses bisnis dan industri mengalir dengan lancer dan memiliki kapabilitas proses Six Sigma yang diukur menggunakan Indeks Cp = Cpk = 2.0 atau lebih.
  • Kurangi atau hilangkan pemborosan dan konsentrasi pada nilai tambah (value added) dalam proses.
  • Hentikan cacat dengan menghilangkan variasi dalam proses agar mencapai kapabilitas process Six Sigma (Cp = Cpk = 2.0 atau lebih).
  • Dapatkan dukungan dari manajemen puncak dan tim melalui kolaborasi.
· Buatlah upaya kita bersifat sistematik dan ilmiah. Salam SUCCESS

Penulis: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management Systems Lead Specialist