Setelah lebih paham mengenai proses seleksi kerja, aku jadi menyadari beberapa kesalahan yang aku lakukan pas awal nyari kerja.
1. Ngga riset mengenai posisi yang aku lamar
Aku dulu menganggap lowongan pekerjaan tuh cuman buat menunjukkan kalau perusahaan itu currently open the position. Padahal, ada banyak banget informasi yang bisa aku dapatkan! Aku bisa:
Ini, sih, hal penting yang sering terlewatkan. Aku udah terlalu fokus sama lowongan tersebut, dan melupakan bahwa ketika masuk ke dalam posisi baru, otomatis aku juga akan masuk ke dalam suatu ekosistem baru dan harus make sure aku bisa beradaptasi serta bekerja dengan baik di dalamnya.
![]() |
Sumber gambar: duniakaryawan.com |
Meskipun sepele, nyatanya kesalahan-kesalahan itu menghambatku buat dapetin posisi yang aku inginkan. So, here it is, beberapa kesalahan yang aku alami pas awal-awal job seeking:
1. Ngga riset mengenai posisi yang aku lamar
Aku dulu menganggap lowongan pekerjaan tuh cuman buat menunjukkan kalau perusahaan itu currently open the position. Padahal, ada banyak banget informasi yang bisa aku dapatkan! Aku bisa:
- Cari tahu kira-kira pekerjaan aku kedepannya bakalan ngapain and what I can offer to the company
- Skill yang integral buat pekerjaan tersebut, sehingga aku bisa lebih menekankan penguasaan skill itu ketika interview
- Skill mana aja yang ‘nice to have’, untuk menaikkan bargaining position di depan user
- Karakter kandidat yang mereka cari
- Culture perusahaannya gimana, dan apakah aku bakalan bisa fit di dalamnya atau engga
- Pengalaman apa aja yang relevan dan bisa aku sampaikan ketika proses interview
- Bahkan, kalau aku ngerasa percaya diri bisa handle tanggung jawabku dengan baik (mempertimbangkan skill dan pengalaman yang aku miliki), aku bisa minta gaji di atas batas mininum yang ditawarkan!
Ini, sih, hal penting yang sering terlewatkan. Aku udah terlalu fokus sama lowongan tersebut, dan melupakan bahwa ketika masuk ke dalam posisi baru, otomatis aku juga akan masuk ke dalam suatu ekosistem baru dan harus make sure aku bisa beradaptasi serta bekerja dengan baik di dalamnya.
Lebih dari itu, riset tentang budaya perusahaan bakalan menunjukkan bahwa aku emang tertarik bekerja di sana.
Di beberapa kasus, aspek ini juga bakalan jadi penentu akhir apakah kita bakalan lanjut ke tahapan berikutnya apa engga. Let’s say ada 100 kandidat yang sama bagusnya.
Di beberapa kasus, aspek ini juga bakalan jadi penentu akhir apakah kita bakalan lanjut ke tahapan berikutnya apa engga. Let’s say ada 100 kandidat yang sama bagusnya.
Nah, sering kali, aspek culture fit ini yang bakalan dijadikan penentu mana kandidat yang lanjut ke tahapan berikutnya dan yang bakalan gugur.
3. Ngga riset mengenai general interview questions
Di internet, ada banyak banget ‘contekan’ pertanyaan interview. Meskipun kelihatan sederhana, mempersiapkan interview punya banyak banget manfaat:
Itu, sih, 3 kesalahan yang aku sadari sekarang. Hopefully bisa membantu teman-teman yang sedang job seeking, ya, biar bisa perform better pas interview.
Apa kesalahan yang pernah kalian lakukan pas awal-awal job seeking?
#jobseeking
3. Ngga riset mengenai general interview questions
Di internet, ada banyak banget ‘contekan’ pertanyaan interview. Meskipun kelihatan sederhana, mempersiapkan interview punya banyak banget manfaat:
- Save so much time, karena kita udah tahu jawaban buat pertanyaan general tersebut
- Lebih strategis dalam menyusun jawaban, sehingga jawaban yang kita berikan bisa lebih meyakinkan
- Save our brain power. Proses interview umumnya memakan waktu 30 menit hingga 2 jam.
Itu, sih, 3 kesalahan yang aku sadari sekarang. Hopefully bisa membantu teman-teman yang sedang job seeking, ya, biar bisa perform better pas interview.
Apa kesalahan yang pernah kalian lakukan pas awal-awal job seeking?
#jobseeking
Oleh: Ali Achmad Zainuri, Talent Sourcing Specialist at Glints Indonesia